hari ini ke Unhas, pagi2 buta abis solat
subuh, dingin, seperti biasanya.. Aku hanya mengenakan kaos, dan tentunya
celana panjang hitam karet satu2nya yang slalu kupakai buat manggung, buat
ngedate bo'ongan, buat pacaran bo'ongan, buat berpura-pura jatuh cinta.
Duduk juga Bayu Pratama, orang yang mungkin
kurang lebih sama denganku, pengangguran, tak terawat, hampir homeless, yang
terus berpura-pura tertawa saat smua hal yang kami percaya menghilang, orang
yang kami percaya menghilang, satu2nya yang bisa memanusiakan kami.. Satu2nya
yang bisa menangis tulus untuk kami, dan satu2nya yang bisa membuat kami para
lelaki ini menangis.
Bayu tetap menggenggam HP Nokia E-63 yang
bukan miliknya, sibuk bertwiter, saat aku berjalan menjauh, melewati pepohonan
hijau, tempat dia memberiku roti isi keju, kesukaanku, di belinya di
supermarket sesaat setelah dia tahu keju kesukaanku. Lucu, dia cekatan
menyuapiku di tengah keramaian, di bawah pohon, di bawah hujan yang kian dingin
mendekatkan kami.
Bibirnya bergetar saat menceritakan masalahnya saat itu,
kucium, dan kami tertangkap, satpam bajingan yang di bencinya kembali merusak
suasana, aku hanya bisa berpura pura menangis berharap mereka mengerti. Hari
itu masih hujan saat kami hujan2an dan berteduh kembali di halte merah dekat
fakultas Hukum Unhas yang mempertemukan kami.
Dia basah oleh hujan yang slalu ia benci,
bukan hujan yang membuatnya benci, petir. Dan saat aku tahu itu kunyanyikan
untuknya lagu itu, boys like girl, Thunder. Agar dia tahu, dia petirku..
Sesaat lamunanku pecah oleh angsa2 danau
Unhas yang berenang ke arahku, jauh sudah aku terhuyung oleh khayalku, berharap
waktu mengajakku sekedar kembali. Merasakanmu, merasakan hujan dan petirku.
Aku pernah disini, di tempat ini, belajar,
untuknya dan masa depan kami. Tapi kini, aku hanya pengangguran tanpa harapan
yang bermain dengan masa lalu, dia tlah bahagia, senyumnya yang dulu hanya bisa
di lukis olehku, tlah dengan benar2 sempurna di lukis olehnya. Dulu saat hujan
turun, dulu saat dia bersepatu converse biru, kemeja biru, jaket hitam, dan
jilbab hitam itu. Dulu saat hujan masih berpetir.. Kau menangis dan tertawa
untukku, sekarang saat semua menjauh, aku sendiri, dan hujan tak lagi berpetir.